cara menggunakan ulead video studio 11

Tutorial Sederhana Editing Video menggunakan Ulead Video Studio 11
Posting kali ini Admin mencoba berbagi pengalaman tentang cara sederhana tapi bermutu yang bisa bermanfaat bagi pengunjung BjoMiniblog.
Kali ini saya akan membahas editing movie. Suatu materi yang cukup menarik terutama bagi Anda yang suka membuat film sendiri (Indie).
Pada tutorial ini admin menggunakan software Ulead Video Studio 11.
Ok, selamat mencoba belajar editing movie.
Langkah-langkah mengedit film/Video yang diambil menggunakan handycam sebagai berikut :

Dimulai dari Start – Program – Ulead VideoStudio 11


Selanjutnya Klik VideoStudio Editor untuk memulai mengedit Film (Gbr.2)

Sebelum mengedit, kita Capture (transfer) terlebih dahulu video hasil shooting dari Handycam dengan cara mengklik capture, yang selanjutnya akan disimpan di folder yang telah kita buat sebelumnya (Gbr.3)


Untuk mulai mengedit, file yang tadi telah kita capture di buka lalu di blok potongan – potongan (Scene) Video hasil shootingan kita (Gbr.4)


Lalu muncul Notifikasi bahwa file tersebut akan di edit (Choose Clip Sequence). Pilih OK (Gbr.5)


Lalu di Drag/insert Potongan-potongan (Scene) tadi Kedalam Time Line dan hasilnya seperti di bawah ini, selanjutnya kita akan memberi efek, di sini banyak efek yang bisa kita masukkan (insert) (Gbr.6)

Selanjutnya efek tadi kita drag/insert ke posisi potongan-potongan video, sebagai contoh kita pilih yang film, dan hasilnya bisa kita kita lihat di bawah (Gbr.7)

Tahap selanjutnya kita akan membuat title/judul, untuk memberi tulisan kita pilih Title yang disini juga banyak pilihan yang bisa kita gunakan (Gbr.8)
Setelah itu tulisan tadi di drag/insert di posisi Time Line T , dan tempatkan dibawah potongan video yang kita kehendaki. (Gbr.9)

Tahap berikutnya kita akan memberi audio/musik, pilih Menu Audio (Tab bagian atas) (Gbr.10)

Pilih Lagu/backsound Yang di kehendaki (Gbr.11)

Selanjutnya kita drag/insert ke posisi Timeline musik (Gbr.12)

Tahapan berikut untuk ending video, kita bisa memberi tulisan (end title) (Gbr.13)

Bila Kita telah selesai mengedit, berikutnya adalah kita gabungkan hasil editan kita dengan memilih menu Share yang nantinya akan di pindah dalam kepingan VCD/DVD (Gbr.14)

Pada fase create video file ini, rekan-rekan akan mendapati option jenis keluaran (output) video yang kita kehendaki, diantaranya : DVD, SVCD dan VCD.
Kalau saya biasanya memilih output DVD karena gambarnya lebih jernih tapi kapasitas file cenderung lebih besar (Gbr.15)

Selanjutnya muncul Notifikasi, dan File Tersebut disimpan dalam folder Video kita (Gbr.16)

Tahap Akhir adalah menggabungkan potongan-potongan video, tulisan dan musik, proses ini disebut Proses Rendering (Gbr.17)



Dan… jadilah film hasil kreasi rekan-rekan sendiri .. :)
bagi yang belum mencoba Ulead Video 11, bisa mendownloadnya melalui tombol dibawah :



X-FRIEND






























PUISI adjha

Berdiri Sendiri
Pengarang: Alpha Charlie
masih berpijak pada tanah yang basah, masii bergoyah
masih halus benangbenang sutra itu melilit, masii terikat
masih membumbung angan dan asa tentang aku dan dia, masii tak terlupa
namun ku coba, kucoba berikan sedikit udara

pada hatiku yang pengap dan sempat pekat
kucoba untuk pancangkan sebentuk kepercayaan
pada dirinya yang selama ini telah berusaha menyeka peluhku
pada dirinya yang selama ini telah menyita sebagian perhatianku

pada dirinya
bukan lagi masalah waktu
namun kali ini adalah bagaimana aku sanggup untuk mengatakan
mengatakan padanya

jujur dari hati yang tersembunyi
bahwa aku, aku tak akan pernah lagi mencintai dirinya yang tlah berlalu
bahwa aku, aku akan selalu beriringan denganya tanpa bayang-bayang masa lalu
namun aku belum sanggup

mungkin suatu saat aku bisa
mengatakan padanya
apa yang selama ini aku rasa
apa yang selama ini aku jaga
apa yang selama ini aku dekap
rapat
dan terhalang
tentang perasaaan hati
tentang aku yang mencintai dirinya

Aku Masih Berharap
Pengarang: Nimas
Aku masih berharap
Menemukan sebongkah hati dilubuk itu
Walau harus mengais dalam gelap
Merajut mimpi tatkala siang

Aku masih berharap
Mencairkan bekuan itu
Sebelum waktu mendahului
Sebelum raga tak terkendali

Aku masih berharap
Meski malam selalu malam

Meski aku tahu semua yang kuharap
Tak dapat kugenggam
Tapi aku masih berharap
Sebelum aku tak bisa berharap

Aku Hanya Ingin Berada Disampingnya
Pengarang: Ageha
saat aku bersamanya itu sudah cukup
saat dia hanya menatapku itu sudah cukup
aku tidak menginginkan cintanya
aku tidak menginginkan raganya
aku tidak menginginkan rayuan lembutnya

aku hanya ingin berada di sampingnya
aku hanya ingin melihatnya bahagia
walaupun dengan sisa tetes darahku
aku memujanya

hanya dengan airmata yang kutumpahkan
aku menjaganya
dengan seluruh jiwaku pun
aku mencintainya

aku tidak menginginkan kata-katanya
aku tidak meginginkan genggaman tangannya
aku melupakan semua
semua yang ada selain dirinya
aku hanya ingin berada di sampingnya


Adakah Engkau Mencintaiku
Pengarang: Neela
beribu hari ku lalui bersama mu….
namun kau tak pernah peduli kan hadirku….
berjuta masa ku menemani raga mu…
namun bathinmu tak pernah ingin kan ku…

hingga ambang batas rasa cintaku….
ku langkahkan kaki menjauhi mu….
namun tetap tak kau relakan….
apa yang sebenarnya ada dalam kalbumu???

cinta atau kah sebatas keinginan dan ke egoisan???
ku terdiam sejenak tuk memutuskan…
namun cinta ku pada mu tetap berkobar…
dan kuputuskan untuk tetap tinggal di dekat mu…

hari pun silih berganti…
namun kau tetap seperti yang dulu…
acuh dan tak peduli pada cintaku…

dan hingga batas waktu ini…
slalu dan kan slalu kUpertanyakan…
ADAKAH ENGKAU MENCINTAIKU

Puisi untuk kekasih


sedih yang terkasat raga tak bangki
bukan juga aku slalu melihat ke belakang
tapi apakah ayah tak ada rasa sayang
yang ingin sekali menimang
bukan juga tak bisa ku temui
tapi anak itupun telah teracuni
hingga rasa ini serasa tak berpenghuni
cukup sudah ku mengalah tuk menang
lama sudah ku bertulis bukan aku saja berharga diri
dari parit rumah yang ku pahami
hingga parit terlarang di Nabi
percaya atau tidak ku yakin masih ada Ilahi
dan juga berkat siapa saja ini berkembang
sebagian bertulis namaku bukan juga seorang
hanya menjaga dari yang akui seorang







Bulumatamu Sebaris Ilalang yang Terbakar

Padang lapang untuk gembalakan jejakjejak jiwaku itu adalah hidupmu. Serumpun embun, ilalang ranum, bungabunga perdu, kemerisik sepi, percik api dan setumpuk album kenangan bersampulkan rindu.
Rayakan cinta menyemai gairahnya. Wajahmu menyemburkan cahaya. Bulan di atas savana. Aku menjelma rusa, dengan tanduk bercabang doadoa kupanjatkan. Senyummu melambung di angkasa.
Rangkum sejuta makna ke dalam satu tanda. Tatapan kita puisi tanpa jeda. Tatap penuh kenang dan perlambang. Bertumbuh pokokpokok akasia yang daundaunnya menyimpan angin dan hujan, tempat berselindung gemuruh dan kicau burungburung.
Kecemasan luruh dalam hembusan debu yang meniada. Kita pun menjerit tawa, senyap hanyalah tanda koma saat matahari pamit dari cakrawala. Ketika ia persembahkan malam untuk kita berdua saja. Dengarlah applause serangga senja, panggung temaram menyala keemasan. Sebuah pekik kagum, seperti selalu bisikbisikku pada anggunmu.
Bulumatamu sebaris ilalang yang terbakar. Mengurungku dalam pijar, melalap seluruh tatapan, pikiran dan imajinasiku. Tinggal abu yang disebut puisi.
Gemuruh angin di celah tenda seperti serangkaian ketukan lembut jantungmu menembus dada. Kupeluk kamu sayang, kau mengunciku dengan himpitan rindu tanpa tara. Rerumputan mengaduh lembut di bawah keringat baramu. Venus dan yupiter memancar riang di kedua matamu. Senyum menggantung indah tepat di atas dagumu.
Duh, puisi ini kusambung saja di lain waktu.

Seikat Pelangi Selembut Bulumatamu


Genggam jemariku
seikat pelangi ini untukmu
baru kupotong dari langit rumput kelabu
dengan sisa hujan
masih
menitik ke dalam kalbu.
Kenangan-kenangan kurangkum
dalam tiap helainya
kututup ujung baitnya dengan kuntum ungu.
Berikutnya, kau pun tahu
ku kagumi mentari
yang bergelayut manja
di lembut bulu matamu.

Lembaran Daun Bertanda Embun

Katakan saja, pagi ini tak ada matahari menyapa dengan hangat pelukan, tak ada berkas sinar menggores dinding kamar. Dan kaca jendela, hanya bingkai kosong tanpa setangkai mawar.
Kuharap angin menari di selasar rumah. Menghibur rambutmu dengan hembus sejuk gunung. Menghapus mimpi buruk yang mungkin menggantung di bulumata. Angin, sampaikan salamku, rindu menggunung sampai puncaknya.
Barangkali di celah pintu ada derit tersisa. Kalimat yang tak dapat kucegah ketika kaubiarkan langkah melengang dalam kembara. Luas padang, merentas ilalang, menggagas setiap fatamorgana sebagai rangkaian doa. Pepohonan meranggas sebab daundaunnya kukirimkan padamu.
Puisi ini untukmu, Adinda. Kalimat pengganti tiap jeda percakapan. Lembaran daun bertanda embun, kecup yang kutitipkan. Ketika mulut tak mampu menerjemahkan dada, pada dekap tiada.

Di Indah Matamu Aku Menangis

Tenggelam di indah matamu. Aku menangis
seperti tak percaya pada gerimis yang kaugenggam di tanganmu
yang kauusapkan di wajahku.
Tatap mataku terbunuh. Kelopakkelopak seroja yang luruh
merias genangan telaga dengan kerling airmata.
Memandang senyummu yang ikhlas. Aku menangis
seribu merpati kepakkan kedamaian di bibirmu
yang kaukecupkan di dadaku.
Magma jantungku gemuruh. Lava meleleh jatuh
menggoreskan nyala di lengang mataku.


Bulan Tenggelam di Pelabuhan Jayapura

Kau tenggelamkan rembulan
di teluk matamu
dan malam seperti rindu
tanpa surut dan selimut.
Di pelabuhan Jayapura
malam taburkan cahaya
ombak seakan gantungan-gantungan lampu
berayun-ayun dimainkan bayu.
Perahu-perahu merapat
di dermaga. Seperti katakata gegap di dada
Di atas pantai kubangun rumah dan ranjang
bergoyang dalam gelombang pasang
dengan tonggak-tonggak swane
seperti cinta kutegakkan di kedalaman samudera
menumbuhkan butir-butir mutiara.
Setiap lautan adalah pertemuan.


Uluwatu

Memasuki gapura samudera terbuka
di rambutmu bunga kamboja
menjelma cendera nirwana.
Gemuruh laut bertaburan bak penari
genggamanmu kutelusuri
melingkarkan cinta di jari manismu.
Ombak menghantam dinding batu, Uluwatu
kupahat namamu sepanjang waktu
dengan palu rindu.
Seribu undakan mengantar kita ke altar cahaya
duduk khusyuk, dupa mewangi angkasa
doa memanjat bianglala. Sang hyang widhi wisesa.
… moksha utuh, cinta tak butuh pengorbanan
bersetubuh berseruh penuh
seluruh.


Kutemukan Puisi dalam Sebait Cinta

Tetes hujan yang melambai di kaca jendela ia mencari alamat sungai. Aku mencari alamat hatimu. Kutemukan telaga: sebuah genangan sunyi, tanpa ombak tanpa nyanyi, lalu kutenggelam dalam bening puisi. Itulah yang istimewa tentang dirimu, ketika segayung hujan membasuh telapak tanganmu, aku terhanyut di situ, lautan teduh dekapanmu. Maka aku menyamar hujan, memelukmu deras, mencium parasmu dengan kecup rintik yang tak pernah tuntas.
Di telapak tanganmu aku mengembara tanpa berhenti, menyusuri garisgaris sungai keberuntunganku. Setiap garis adalah makna. Membawaku pada muara bernama cinta. Aku di situ melukis sawahsawah yang menguning dengan jejak hidupku. Rerumputan, ilalang, kenangan, dan bunga-bunga rindu. Airmata dan semesta. Hujan dan doa. Membentangkan tenda cahaya tempat kita menghabiskan waktu dan bara. Setiap bintang adalah karunia. Setiap titik waktu yang aku petik untukmu.
Aku ingin menulis seperti sebaris embun yang kauselipkan pada seliris kuntum di bibirmu. Cukup manis walau hanya sebait senyum. Kutahu, puisi tak selalu tercipta dari kata. Tetapi hanya dengan kata kumampu menceritakan puisi ini padamu.


Algoritma Laut dan Hujan

Bila kau seumpama laut dan hujan, algoritma ini merelasikan ombak dan hujan: Ombak itu pelukan, hujan itu deras bisikan, dan gemuruh adalah dentum cinta yang tak henti menghantam dada, menghujamkan airmata ke penjuru semesta, menjelma kepakkepak camar yang menjaga samudera. Perahu itu aku.
Di ujung tanjung, debar jantungmu melantunkan ombak. Jemarimu menggulung rindu. Di ujung kelambu kalbu, bermanja menghelai lembar demi lembar rambutmu seakan menyisir pantai. Pasir adalah kanvas perjalananku, tempat setiap jejak kucetak dengan sajak, jejak yang kauhimpun di lengan ombak: memelukku. Pantai itu aku, selalu rapat di sisimu.
Hujan. Di sudut buku katakata berdesakan memasuki guguran hujan. Langit seakan berkilatan menggoreskan tanda seru. Cahaya menjelma gemuruh. Hujan membasuh unggun sajakku, mengeramas setiap aksara, menggenangi ruh huruf dengan bening airmata. Lalu tersisa sebagai butiran yang menetes di akhir paragraf. Dan di halaman berikutnya itu aku.
Aku, yang selalu hanyut bersamamu.


Huruf Cinta di Cakrawala

Karya: Huda M Elmatsani
Seandainya matahari kauberitahu indahnya malam, apakah ia akan datang kemari? Melihat bintangbintang sambil berbaring di atas jambangan lapang bunga rumputan. Tetapi engkau hadir di sisiku dengan bara melampaui hangatnya matahari. Embun yang turun pun menjelma api, membakar langut yang hanyut di sudut mataku.
Tak ada puisi di mambang senja itu jika kau tak membisikkannya untukku, membangunkanku dari tumpukan kertas mimpi. Engkau menggelitik ujung penaku menggoda setiap kata untuk menari bersamamu, mengelilingi api unggun terbakar dan berterbangan menjelma bintangbintang. Lihatlah hurufhuruf cinta itu menyusun dongeng di cakrawala –


Bantu Aku Menulis Kata Cinta

Bantu aku menulis kata cinta, sunyiku pada pena.
Sebingkai meja berwarna coklat kelu dan berdebu
seakan lautan kata yang beku dalam dingin suhu.
Sepucuk kertas membentuk perahu, di layarnya teruntuk namamu.
Pena itu kembali menggigil, menggoreskan kegelisahan:
Aku cinta padamu. Hanya genangan tinta terbentuk
seperti teluk
melayarkan katakataku
ke samudera peluk.
Bantu aku menulis kata cinta dengan sinar matamu
agar kutemukan nyala dalam unggun kata
atau jadilah rembulan di rantingranting aksara
mengganti tikaman gelap dengan romantika remang.
Biarkan kuikatkan samarsamar cahayamu
menyatukan sejuta kalimat dalam lembarlembar puisi.
Lalu senyummu kujadikan majas
Agar makna semakin jelas
membebaskan cinta dari pernyataan
yang tak pernah tuntas.
Atau, jadilah kamu laut yang dalam dan biru
mengganti kalimatku yang dangkal dan berbatu.
Kuseberangi selat bibirmu, mengembara
hingga palung jiwamu. Laguna yang teduh berangin
Sebuah jalan setapak membelah ombak.
Ombak di matamu.
Zayyine, kukenali tulisan di matamu yang teduh
dan gemuruh.




PUISI .KOMPUTER



Saat aku melihatmu secara visual dengan AA 16x
jantungku berdetak kencang pada 4.53Ghz
yang terus meningkat seiring naiknya bus QPI perasaanku padamu
melebihi bandwitch memori PC3-12800 triple channelku dan menyebabkan algoritma program padaku mengalami buffer overflow...

Saat aku berkenalan denganmu
driver driver yang lama terpendam aktif kembali
port-port pada diriku pun terbuka dan firewallku mati...saat itulah kau masuk bagaikan sebuah trojan horse yang ingin mengendalikan diriku....
mengupdate dirinya sendiri melalui ftp, mengintegrasikan dirinya kedalam shell, dan menyebar kedalam folder-folder otakku
menulis dengan heksadesimal seluruh registry tubuhku... meracuni diriku bagaikan sebuah macro virus
mengacak-acak seluruh proses pipelining, superscalar, dan mengacaukan semua SIMD dalam proses otakku
menggangu task scheduler... menjalar diseluruh transistor otak 32nm ku... sehingga aku tak dapat lagi membedakan "true" dan "false"

Akupun menjadi crash hingga diriku menjadi "biru"...
Saat itulah aku mengenal Cinta yang tak ternalarkan....
 
 
Puisi tkj
Kamu datang disaat aku sedang Shut Down, Hybernate dan Standby
Saat kubuka Windows kamarku di pagi hari, aku melihat Screensaver wajahmu di awan.
Wajahmu cantik,
bagaikan di edit dengan Photoshop, Photoscape atau aplikasi grafis lainnya
Tak pernah mataku buffer memandangmu...
kulitmu Lembut bagaikan kulit Apple
terus menari di Opera dalam pikiranku..
Kamulah My Dreamweaver ku
Kamulah Oracle...
Kamu selalu Online di hatiku saat yang lain offline.
Saat baru Booting ku selalu mendoakanmu


Aku adalah Spyware mu
Aku mencari tahu Favorites dan History mu
Aku melakukkan checkdisk dan diskclean up untukmu...
Kadang RAM-ku tak cukup kuat memikirkanmu,
kadang kau membuatku hang dan crashed,
Hardware ku selalu panas...
Kau adalah virus firstlove.exe yang menyerang ke seluruh tubuhku
Avira,AVG, Smadav ataupun antivirus terhebat sekalpun pun tak bisa me remove mu...
Kadang ku mau Format, bahkan install ulang diriku
agar aku bisa me remove mu dari hardisk ku
karena ku tak bisa uninstall ataupun delete kau.
karena kau sudah di Write-Protected di hatiku...
Dan data datamu sudah aku Back-up di otakku..


Maaf selama ini aku tak bisa directX mengungkapkan perasaanku padamu
aku tak bisa command prompt diriku..
sebagai gantinya, selama ini aku hanya mengirim spam saja padamu
atau hanya sinyal lewat wireless..
karena jadwal maintenance ku.
Aku tak bisa menekan CTRL+alt+Delete...
Karena Task manager has been disabled by administrator
Tapi kenapa jika kita bertemu aku selalu Not Responding...
Dengan melihatmu pikiranku langsung Ubuntu...
Padahal bahasa pemrograman kita sama,
Bahasa Java...


Tolong jangan Close this Program
Karena if you close this program you might lose information
Aku mohon Wait until this Program Responding.
Allow access this Program
Atau Turn off Firewall mu.
Hatiku ini Open Sources...
Aku ingin Upload hatiku untukmu dan Download hatimu untukku
Aku yakin suatu saat nanti kita akan menjadi suatu Embedded System..
Dan kita bisa Plug and Play...
Aku berjanji tak akan mempartisi Disk ku untuk yang lain.
Aku ingin diriku ini kau Bookmark
Dan kau jadikan My Favorites...
 
 

puisi cinta


Merindukanmu

Detik waktu,isyaratkan namamu..
mengalir merdu,mengiringi setiap detak jantungku..
Adakah engkau tahu,betapa di sini q sangat merindukanmu..
dan berharap dirimu,juga mengalami hal yang sama seperti aku..
untaian kasih ini terlalu panjang jika ku ungkapkan..
buaian cinta ini terlalu rumit jika kuutarakan..
bersamamu sayang, segalanya terciptakan..
bersamamu sayang, kasih ini selalu tersampaikan..
raihlah rinduku dalam genggam tanganmu..
bawalah cinta yang mungkin akan menjadi hal baru dalam hidupmu..
buang egois itu, jauhkan cemburumu..
karena aku merindukanmu selalu dalam hatiku..


Cinta Ibarat Gempa

Ketika cinta datang..
Ia akan menggetarkan seluruh isi hati ..
Membuat hati tak menentu ..
Namun..
Ketika cinta itu lenyap ..
Yang kan tersisa ..
Hanyalah deraian air mata ..
Dan puing” cinta yang hancur berkeping-keping ..
Cinta..
Ajarkan aku Keihlasan..
Ajarkan aku bagaimana Menerima..
Dan ajarikan aku tentang kelapangan dada..
Jika dia menjadi milikku..
dan jika ia pergi dariku..
Izinkan aku mampu menahan diriku..
tidak ataupun lebih dari sekarang..

Kau yang selalu ku cinta

Kau yang dulu ada,,
Kau yang selalu ku cinta,,
Pergi tinggalkan semua
Dalam kepahitan,,
Apa dosaku padamu..
Hingga kau buat hatiku membisu..
Seribu bahasa tak ada yang mampu.,.
Ungkapkan sakit yang pilu..
Kini ku mengerti kan semua yang ada..
Takdir tak menyatukan kita,,
Cinta kita tak selalu bersama…
Maafkan semua yang dulu kulakukan..
Izinkan aku mengenangmu..
Dalam relung dan sukmaku..
Memaksa tak bisa melupakanmu..
Yang terlanjur mencintaimu.,..
Izinkan aku mengenangmu..
Walau kau kan kelak lupakanku..
biarlah kau kutulis kau dalam lembaranku..
Sebagai cinta terindahku..



Angan Semata

Pertama mata memandang
1 karya ciptaan ilahi
tak henti hati berkata
sungguh indah pesona dirimu
Bias sinar senyum manis mu
pancarkan decak kagum di hati
terkaku memandang indah terindah
memaksa lensa tek berkedip
sayang seribu sayang
rasa sayang tuk yang tersayang
dan kini ku sadari semua
bersama mu hanya ” Angan Semata



Kecewa

Biarkan aku bicara,berharap kau mendengar dan memahami
Aku pilih jalanku pada jalanmu,
bukan karna telah lelah langkahku pada hadirmu
Tapi di kehidupanmu,aku temukan pijak baru
Biarkan aku bicara,berharap kau memahami dan takkan salah mengerti
telah aku datangi setiap hati dan aku tanyakan,kemana aku harus berdiri ?
hanya di hatimulah aku merasa berarti.
biarkan aku bicara,karena aku tak mau diam seperti mereka
Lalu meratapi dan menangis pada akhirnya
Kau adalah raga dari masa laluku
Denganmu aku merasakan sakit,luka.tertawa. dan bahagiaku
Biarkan aku bicara,dengarkan dan resapilah
Karena terluka aku lebih menghargai bahagia
Karena salah aku lebih peduli
Karena menagis aku lebih menghargai tawa
Dan karena kehilangan,aku lebih menghargai saat ada


Rasa

Ketika rasamu tlah menjauh sudah
Tak lagi ku dapati sepenggal hati hadir untukku
Lamunanku berjalan di antara debur gelo mbang,
seperti ombak yang menghantam pantai lalu pergi
Tanpa pernah kau sadari
Sepenggal kisah masih menanti
Aku percaya dengan hatimu yang terbingkai indah dan tak tergoyah oleh nestapa
Tak mampukah kau percaya dengan relung jiwaku
Hatiku terluka dan tersia olehmu,
hingga pedih tak mampu beranjak pergi
Apa aku harus membasuh lukamu dg sisa air mataku ?
Hingga kepedihan yang kurasa menjadi milik kita berdua.


Mengenangmu

Saat hati gundah dan pilu,
tiba-tiba hati ini teringat akandirimu,
sifatmu yg membuatku gundah,
bkanny aq tak pernah cinta dan sayang,
tp hanya karna sifatmu yg egois itu maka membuatku tidak akan mengertimu. . .
Maaf aku sesali masa dulu saat
kita bercanda bersama dan
main layang2 di pantai,
haraplah semua kenangan itu msh aku ingat.
Ku akui klo aku itu selalu salah,
bukannya aku gak mengerti
cinta tp hanya karena sifatmu,
maka aku itu selalu marah
kepadamu. . .
Kini mungkin engkau lagi bahagia kepada yg lain,
selama aku pun turut bahagia.


Firasat Malam ini

May 19th, 2011 0 Comments
malam gelap terasa sunyi di sini
hati kering dan penuh rasa cemas
mata pun sulit terpejam
entah apa yang akan terjadi nanti, esok,dan di waktu yang akan datang
apakah sebuah kebahagiaan yang datang?
atau, kesedihan yang justru menghampiri?
tapi, mengapa firasat buruk ini susah memejamkan mataku malam ini?
saat ini,fikiranku hanya tertuju pada dirinya
seseorang yang aku cintai hatinya
namun,akankah firasat ini benar-benar terjadi?
aaahhhh..
aku gak mau! aku gak mau! aku gak mau!
sungguh, aku takut kehilangan dirinya
sungguh, hanya dia pencerah hari-hari ku
apa?! apa aku salah dengan ucapan ku?
apa aku terlalu berlebihan dengan semua ini?
ku fikir tidak!
ini sebuah kebenaran
ini juga sebuah kejujuran hati
biarkan gerimis di malam yang larut ini tetap membasahi bumi
dia akan menceritakan kisah cintaku dengan kekasihku
walau, hujan tak pernah menjadi saksi cinta kami berdua
namun,dia tahu, betapa tulus hatiku mengungkapkan isi hatiku
dan betapa besar cintaku kepada dirinya, kekasihku.



Izinkan Aku Mengenangmu

May 18th, 2011 1 Comment
Kau yang dulu ada,,
Kau yang selalu ku cinta,,
Pergi tinggalkan semua
Dalam kepahitan,,
Apa dosaku padamu..
Hingga kau buat hatiku membisu..Seribu bahasa tak ada yang mampu.,.
Ungkapkan sakit yang pilu..
Kini ku mengerti kan semua yang ada..
Takdir tak menyatukan kita,,
Cinta kita tak selalu bersama…
Maafkan semua yang dulu kulakukan..
Izinkan aku mengenangmu..
Dalam relung dan sukmaku..
Memaksa tak bisa melupakanmu..
Yang terlanjur mencintaimu.,..
Izinkan aku mengenangmu..
Walau kau kan kelak lupakanku..
biarlah kau kutulis kau dalam lembaranku..
Sebagai cinta terindahku..

puisi chairil anwar


PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

(1948)
Siasat,
Th III, No. 96
1949


MALAM

Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang

Zaman Baru,
No. 11-12
20-30 Agustus 1957



KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

(1948)
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957


DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai



Maju
Serbu
Serang
Terjang

(Februari 1943)
Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954



PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

(1948)

Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954

Thursday, April 03, 2003
by camar
AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943
by camar



PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Maret 1943
by camar

HAMPA

kepada sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
by camar

DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943
by camar
SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...
by camar
SENJA DI PELABUHAN KECIL
buat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946
by camar
CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946
by camar

MALAM DI PEGUNUNGAN

Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!

1947
by camar
YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

1949
by camar
DERAI DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes